Artikel Aksi Nyata Modul 1.4

 


 

Diterbitkan

:

6 Februari 2023

Sumber

:

LMS Guru Penggerak Modul 1.4 Budaya Positif

Penulis

:

Nama: Hasriani, S.Pd

SMA Negeri 1 Malunda

CGP Angkatan: 7

Kabupaten Majene, Sulawesi Barat

 

1. Latar Belakang

Pendidik dan peserta didik merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Oleh karena itu, pendidik sangat berperan besar sekaligus menentukan ke mana arah potensi peserta didik yang akan dikembangkan serta peserta didik juga diharapkan mampu menjadi penggerak laju reformasi pada saat ini dan sekaligus menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa.

Adapun tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yakni “menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya” (Dewantara, 1961: 20). Sehingga, pendidik harus mampu bergerak dan tergerak dan menggerakkan dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut, tentu dengan menanamkan nilai-nilai dan menjalankan perannya sebagai guru penggerak. Selain itu, pendidik juga harus memiliki sebagai visi guru penggerak dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan mengedepankan kekuatan secara kolaboratif dalam mencapai murid impian masa depan. Tidak hanya menanamkan pengetahuan secara lahir, namun juga secara batin dengan memiliki nilai-nilai kebajikan dengan membangun kebiasaan pada diri murid untuk menerapkan budaya positif di sekolah.

Selain itu, lingkungan sekolah merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam membentuk dan menciptakan manusia yang beradab dan berkarakter, maka dari itu budaya positif harus ditumbuhkan secara berkesinambungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Oleh karena itu pendidik merancang strategi penerapan budaya positif untuk menuntun tumbuh dan kembangnya laku juga kodrat anak melalui keyakinan kelas/sekolah yang akan dirancang secara kolaboratif antarguru dan murid, serta semua warga sekolah untuk penanaman karakter berdasar nilai-nilai profil pelajar pancasila.

 

2. Tujuan

Dalam aksi nyata ini, Adapun tujuan yang diharapkan pada aksi nyata ini adalah

1)      Mewujudkan Merdeka belajar pada peserta didik  dengan memberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapat mengenai keyakinan-keyakinan kelas apa saja yang mereka inginkan dan menuangkan ide, pendapat dan gagasan mereka secara terbuka dan demokratis.

2)      diharapkan peserta didik memiliki dan mengembangkan nilai kebajikan atau nilai-nilai profil pelajar pancasila di kelas/sekolah

3)      Menumbuhkan motivasi instrinsik peserta didik terhadap penanaman nilai-nilai kebajikan

3. Tolak Ukur

Dalam melaksanakan aksi nyata ini indicator yang dapat dijadikan acuan bahwa tindakan ini berjalan dengan baik adalah:

  1. Tercipta merdeka belajar pada peserta didik ( dengan bebas mengemukakan pendapat untuk keyakinan-keyakinan yang ingin mereka sepakati)
  2. Peserta didik menjalankan kesepakatan kelas tanpa tekanan
  3. Menerapkan keyakinan kelas/sekolah secara konsisten

4.      Terjadi perubahan perilaku sesuai dengan keyakinan kelas/sekolah yang disepakati

5.      Semua warga sekolah menunjukkan budaya positif sesuai dengan profil pelajar pancasila

 

4. Linimasa Tindakan

Aksi Nyata Budaya Positif ini direncanakan dalam beberapa tahapan, antara lain:

  1. Berkoordinasi dengan kepala sekolah, wakasek kesiswaan dan warga sekolah tentang keyakinan kelas/sekolah yang akan dirancang.
  2. Mensosialisasikan pentingnya keyakinan kelas/sekolah
  3. Menyususn rencana pembuatan keyakinan kelas
  4. Menentukan waktu pelaksaan tindakan
  5. Mempersiapkan alat dan bahan untuk memudahkan peserta didik menuangkan ide tentag keyakinan kelas yang mereka inginkan

 

Pelaksanaan:

  1. Keyakinan kelas akan dilaksanakan minggu pertama pada pembelajaran baru
  2. di semester genap 2022-2023
  3. Berkolaborasi dengan peserta didik untuk membuat keyakinan kelas melalui media yang sudah disiapkan sebelumnya
  4. Guru dan peserta didik menyepakati keyakinan kelas yang sudah dirancang bersama

Tindak lanjut:

  1. Mendokumentasikan keyakinan kelas yang sudah disepakati bersama dengan peserta didik
  2. Membimbing dan mengawasi pelaksanaan keyakinan kelas yang telah dibuat
  3. Membuat evaluasi capaian keyakinan kelas setiap minggu
  4. Membuat refleksi dan tindakan perbaikan

 

5  Dukungan yang dibutuhkan

  1. Dukungan dari kepala sekolah dan teman sejawat dalam mewujudkan budaya positif di kelas/sekolah
  2. Meminta dukungan dari wakasek sarana dan prasarana dalam penggunaan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan keyakinan kelas
  3. Meminta kesediaan peserta didik dalam menyampaikan keyakinan kelas secara merdeka
  4. Meminta dukungan dari orang tua untuk bersama-sama membimbing anak untuk mencapai nilai-nilai kebajikan sesuai kesepakatan yang telah disepakati

 

6. Deskripsi Aksi Nyata

Pada tanggal 16 Januari 2023, CGP menyampaikan rencana Aksi Nyata kepada teman sejawat yang dihadiri 15 orang. Dalam kegiatan ini, kepala sekolah menyetujui rencana Pengimbasan Budaya Positif yang diajukan oleh CGP. Setelah itu, CGP menyusun persiapan kegiatan pengimbasan tersebut, meliputi jadwal pengimbasan, mempersiapkan materi pengimbasan dan mengundang kepala sekolah dan rekan guru untuk menjadi peserta pengimbasan tersebut.

Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar, meskuipun dilaksanakan disela jam istirahat karena kepadatan jadwal masing-masing guru, namun pertemuan tersebut sangat bermanfaat karena saya secara pribadi mendapat dukungan penuh dari teman-teman guru, staf pegawai, wakasek dan kepala sekolah. Sehingga, kegiatan dapat berjalan lancar.

Dalam kegiatan ini, saya juga merasa sangat senang, karena beberapa teman-teman guru menyukai materi yang diberikan, dan saya berharap teman-teman guru juga terpanggil untuk merasakan bagaimana manfaat dari pendidikan guru penggerak ini, yang mampu mengubah pola pikir kita terhada peserta didik, mampu mengubah cara pandangan kita pada profesi guru ini, yang teramat sangat mulia dan penuh keikhlasan.

Saya menyusun materi mengenai budaya positif bersumber dari LMS PGP Angkatan 7, yang meliputi perubahan paradigma stumulus-respon ke teori kontrol, disiplin positif, keyakinan kelas, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, lima posisi kontrol dan segitiga restitusi.

Dalam pemaparan tersebut, saya menyampaikan pula pengalaman dalam penerapan modul 1.4 ini, dengan memberitahukan bahwa peserta didik juga memerlukan ruang untuk didengarkan karena dengan memberikan mereka ruang maka kita akan menemukan hal-hal yang diluar dari dugaan kita, salah satunya menemukan jawaban yang sangat mengharukan dari peserta didik tentang kepeduliannya terhadap sekolah, namun terkadang benturan dengan keadaannya di rumah.  

Tujuan dari pengimbasan ini, agar teman-teman dan warga sekolah dapat menerapkan dari pengimbasan yang saya lakukan. Dengan, diawali perubahan paragdigma yang meilhat anak sebagai makhluk individu yang memiliki kebebasan untuk memilih, namun tetap dengan tuntunan dari seorang guru agar menemukan keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

5. Hasil dari Aksi Nyata

Rangkaian kegiatan Aksi Nyata yang dilakukan oleh CGP menghasilkan tumbuhnya pemahaman pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah mengenai penerapan Budaya Positif dan mulai diterapkannya Budaya Positif di sekolah, khususnya dalam penyusunan keyakinan kelas, posisi kontrol dan segitiga restitusi.

6. Pembelajaran yang Didapat dari Aksi Nyata

Banyak hal yang CGP dapatkan dari pelaksanaan Aksi Nyata. Salah satu pembelajaran yang paling penting adalah nilai kebersamaan. Dalam sekolah, tidak mungkin seorang individu dapat menjalankan perannya tanpa bantuan dan dukungan dari rekan dan warga sekolah lainnya. Sekolah harus bergerak sebagai tim yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama, saling mengisi kekurangan dengan mengerahkan kekuatan yang dimiliki, dan menjaga tekad untuk tetap maju, menggerakkan seluruh sistem dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.

7. Rencana Perbaikan

Dalam pelaksanaan Aksi Nyata ini, ada kegiatan yang belum terlaksana secara maksimal, yaitu penyusunan keyakinan kelas. Ada beberapa kelas yang belum melaksanakan perumusan keyakinan kelas. Hal ini disebabkan oleh kurang tersedianya waktu sehingga murid dan wali kelasnya belum mempunyai kesempatan untuk menyusun keyakinan kelas. Rencana perbaikan dalam hal ini adalah memfasilitasi penyelesaian hambatan dalam penyusunan keyakinan kelas.

8. Dokumentasi Pembuatan Keyakinan Kelas



9. Dokumentasi Pengimbasan Modul 1.4






 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.3

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.1

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3