Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4

 

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan

Pendidikan Guru Penggerak

Modul 1.4

 

Penulis : Hasriani, S.Pd.

Unit Kerja : SMA Negeri 1 Malunda

CGP Angkatan 7, Kabupaten Majene Sulawesi Barat

6 Januari 2023



Refleksi adalah kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegiatan evaluasi yang berlanjut dan berjenjang (Yulianto,2022). Dengan adanya refleksi, akan diperoleh informasi positif tentang bagaimana kita meningkatkan kualitas belajar mengajar, serta menjadi bahan sejauh mana hasil belajar tercapai.

Aktivitas refleksi ini dapat digunakan untuk peninjauan pada setiap kegiatan sehingga mendapatkan gambaran kondisi dari sebuah kegiatan tersebut. Hal ini membuat potensi setiap individu dan sebuah grup bisa lebih terlihat.

Menurut Ernesta (dalam Suwidiyanti:2022) dalam artikelnya menjelaskan ada banyak model dalam melakukan refleksi, salah satu model refleksi yang dapat diterapkan yakni 4F: Fact, Feeling, Finding, Future.

Saya akan merefleksi aksi nyata dalam modul 1.4 ini dengan model 4F sebagai tolak ukur akan pencapaian dari kegiatan yang saya lakukan. Dari, refleksi ini akan saya jadikan bahan evaluasi atas kekurangan dan kelebihan dari aksi nyata modul 1.4 yang sudah dilaksanakan.

 

 

 

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan dari pengalaman pada Modul 1.4 dengan menggunakan model 4F, yakni: Fact, Feeling, Finding, and Future.

1.      Facts (Peristiwa)

a.      Aktifitas di LMS

1)      Mulai dari diri

Pada kegiatan ini, kita ditugaskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan antar modul. Seperti, kaitan modul 1.4 dan modul 1.1, adapula pertanyaan yang berfokus pada modul 1.4 itu sendiri. Berkaitan dengan disiplin positif yang sudah dilakukan di sekolah. Namun, pertanyaan tersebut sekedar menjadi pengetahuan awal tentang disiplin positif di sekolah masing-masing.

2)      Eksplorasi Konsep

Daftar materi yang ada di eksplorasi konsep, terdiri dari:

a)      Disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal

b)      Teori motivasi, hukuman dan penghargaan, restitusi

c)      Keyakinan kelas

d)     Kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas

e)      Lima posisi kontrol segitigas restitusi

 

3)      Ruang kolaborasi

Pada kegiatan ini, kami diskusi secara berkelompok dengan teman kelas B dengan bimbingan dari Fasilitator Pak Edi Adriana yang sangat berkompeten dalam membina dan mengarahkan kami. Setiap anggota menganalisis kasus berdasarkan lima posisi kontrol serta penerapan segitiga restitusi. Dalam, diskusi ini secara pribadi, saya merasakan manfaatnya karena saya mendapatkan ilmu baru dari teman-teman CGP yang lainnya.

 

 

4)      Demontrasi kontekstual

Kami ditugaskan untuk menerapkan segitiga restitusi dalam 2 kasus yang berbeda. Dan, menyelesaikan kasus tersebut dengan menerapkan segitiga restitusi.  

5)      Elaborasi Pamahaman

Pada tahap ini, penguatan tentang materi yang terdapat dalam modul 1.4 dibawakan oleh instruktur Pak Faizal Bahar dengan sangat sistematis dan jelas.

6)      Koneksi Materi

Pada tugas ini, CGP ditugaskan untuk membuat koneksi dari keempat modul yang ada, yakni modul 1.1, modul 1.2, modul 1.3 dan modul 1.4. Dan, CGP juga ditugaskan untuk membuat rancangan aksi nyata berkaitan dengan pembuatan keyakinan kelas.

7)      Aksi Nyata

 Pada Aksi Nyata Modul 1.4 CGP ditugaskan untuk membuat keyakinan kelas dengan melibatkan peserta didik secara aktif, dan melakukan diseminasi pada warga sekolah tentang budaya positif dengan tujuan agar budaya positif tersebut bisa diterapkan di sekolah untuk menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi peserta didik di sekolah.

 

2.      Feeling (Perasaan)

Perasaan saya setelah mengikuti PGP dan mempelajari Modul 1.4 tentang budaya positif yang menambah rasa bersalah saya sebagai guru selama ini. Semakin banyak kekurangan yang saya temukan pada diri saya sebagai guru. Salah satunya, terkadang menjadikan peserta didik sebagai teman, yang ternyata dapat merusak hubungan dan komunikasi antara guru dan murid. Karena, ketika peserta didik merasa kecewa maka tindakan yang diperlihatkan atau tindakan yang muncul layak terhadap teman, sehingga kesopanan terkadang terabaikan.

Dalam modul 1.4 ini, juga membuka pemikiran saya bahwa tindakan manajerlah yang seharusnya dilakukan pada saat menghadapi murid yang bermasalah. Sehingga, peserta didik merasa didengarkan dan diberi ruang untuk memberi masukan berkaitan solusi dari setiap permasalahan, serta peserta didik semakin terbuka mengenai penyebab masalah yang timbul. Yang menjadikan komunikasi semakin lebih baik dan bermakna.

Selain posisi kontrol tersebut, materi yang menarik dalam modul ini juga yakni perubahan paradigma dari stimulus-respon ke teori kontrol. Dengan, memandang peserta didik sebagai makhluk individu yang memiliki kebebasan dalam memilih dan memiliki perbedaan dari individu lainnya, sehingga ketika terjadi tindakan yang menurut orang lain salah, bisa jadi dikarena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi pada diri anak tersebut. Maka dari itu, semua materi yang ada sangat bermanfaat bagi saya pribadi dalam menambah ilmu dalam menghadapi peserta didik agar bisa menjadi lebih baik.

  

3.      Findings (Pembelajaran)

 

Pembelajaran yang saya dapatkan dari PGP dalam modul 1.4 sangat banyak. Selain menyadarkabn saya bagaimana sebaiknya kita bertindak sebagai guru dalam menghadapi peserta didik, juga menambah wawasan bahwa sebagai guru adalah pekerjaan yang mulia, dengan melibatkan hati dalam menghadapi peserta didik, memberi ruang pada semua peserta didik untuk bisa mengeksplor ide dalam setiap pertemuan.

Selain itu, saya juga mulai menerapkan positif thinking pada setiap peserta didik. Menghilangkan pemikiran tentang adanya peserta didik yang nakal, dan menghadirkan bahwa setiap tindakan yang muncul di peserta didik memiliki alasan tertentu, dan harus mencari solusi dengan melibatkan peserta didik dalam pencarian solusi.

Pembelajaran lain yang saya dapatkan, yakni dalam penyelesaian peserta didik yang bermasalah bukanlah tugas guru BK semata, karena seluruh warga sekolah memeliki peran dalam membimbing peserta didik agar lebih baik.

 

4.      Future (Penerapan)

Pada modul 1.4 ini, saya mencoba menerapkan segitiga restitusi dalam 2 kasus yang berbeda. Hasil dari penerapan segitiga restitusi tersebut, peserta didik aktif dalam menyelesaikan permasalahannya sendiri. Dan, saya sebagai fasilitator merasa sangat tersentuh mendengar pernyataan dari salah satu peserta didik yang saya hadapi. Karena, mereka begitu antusias mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Bukan hanya antusias secara teori, anak tersebut menerapkan apa yang ia utarakan sendiri.


     Selain segitiga restitusi, saya juga menerapkan keyakinan kelas untuk menumbuhkan nilai-nilai kebajikan pada diri anak. Keyakinan kelas ternyata lebih efisien untuk mengerahkan anak ke hal yang baik. karena, keyakinan kelas sifatnya nilai-nilai berbeda dengan kesepakatan kelas yang masih terdengar seperti aturan-aturan yang mengikat.

 

Penerapan yang lainnya, yaitu saya berusaha memposisikan diri sebagai manajer dalam menghadapi peserta didik. Dan sesekali menggunakan posisi kontrol sebagai teman dalam waktu tertentu. Yang, menjadi awal dalam penerapan posisi kontrol sebagai manajer.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.3

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.1

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3