JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.3
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan
Pendidikan Guru Penggerak
Modul 2.3
Penulis : Hasriani, S.Pd.
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Malunda
CGP Angkatan 7, Kabupaten Majene Sulawesi Barat
- Peristiwa
diawali mulai dari 2.3.a.3 mulai dari
diri, saya membuat sebuah video yang berisikan jawaban dari pertanyaan pemantik
yang diberikan untuk merefleksikan diri saya tentang pengalaman supervisi di
sekolah.
kemudian masuk ke eksplorasi konsep,
modul 2,3,a,4,1 yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode
pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training,
konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks
pendidikan, paradigma coaching dilihat dari system Among yang merupakan konsep
dari Ki Hajar Dewantara, selanjutnya masuk ke modul 2.3.a.4.2 tentang
eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam
komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan
antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervise
akademik.
Selain itu dimodul ini, juga dijabarkan
perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka
memberdayakan rekan sejawat, dibantu dengan contoh video percakapan coaching
yang membantu saya memahami tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang coach
yang baik, ada beberapa tahap yang dilalui dalam coaching yang diakronimkan
menjadi TIRTA ( Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab ),
diharapkan akan seperti air yang mana komunikasi bisa mengalir, disini juga
dibahas tentang inti coaching yaitu presence kehadiran penuh yang terlihat pada
coach, dengan memberikan perhatian penuh akan apa yang disampaikan oleh
coachee, menjadi seorang pendengar aktif dengan sesekali memberikan tanggapan
atas apa yang sedang dibicarakan oleh coachee, dan dibahas tentang keterampilan
membuat pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul ini
juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi,
coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan
coaching melakukan kalibrasi,
Pada modul 2.3.a.5 yaitu ruang
kolaborasi kami secara berpasangan saling bergantian menjadi coach dan coachee.
Hal ini adalah pengalaman pertama saya dalam caoching, dan memberikan strategi
baru mengenai cara untuk menemukan ide bersama orang lain.
Kemudian pada modul 2.3.a.6 demonstrasi
kontekstual, kami dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3 orang, dengan peran
coach, coachee, dan supervisor yang bertindak sebagai pengamat dalam proses
coaching yang dilakukan oleh pasangan teman kelompok kami. Dan, peran tersebut
masing-masing memerankan secara
bergantian.
Selanjutnya, 2.3.a.7 yaitu elaborasi
pemahaman bersama instruktur Wahyu Ekawati, yang membahas coaching dan
supervisi akademik lebih dalam dan menarik. Kemudian, dilanjutkan tugas koneksi
antar materi modul 2.3 dengan memberikan refleksi pengalaman selama dalam modul
ini dan bagaimana dengan rencana dan Langkah ke depannya yang akan saya
lakukan, selanjutnya yaitu membuat rancangan aksi nyata yang berkaitan dengan
supervisi akademik yang akan dilakukan dengan teman sejawat.
- Feeling ( Perasaan )
Bersyukur mendapat ilmu baru yang belum
pernah saya dapatkan sebelumnya. Pada modul 2.3 ini, saya mendapatkan banyak
ilmu tetang coaching untuk supervisi akademik yang merupakan pengalaman pertama saya menjadi
coach, coache dan supervisor. Dan, saya
memiliki semangat baru untuk segera membagikan materi ini kepada teman sejawat
di sekolah saya. Memang bukan hal mudah, mempraktikkan coaching tersebut karena
coaching merupaka salah satu keterampilan yang harus lahir dari kebiasaan.
- Finding ( Pembelajaran )
Banyak hal yang saya dapatkan dalam pembelajaran di
modul ini diantaranya yaitu :
1.
Mengetahui perbedaan
dari coaching, mentoring,konseling, fasilitasi dan training
2.
Paradigma tersebut
adalah: 1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan 2. Bersikap
terbuka dan ingin tahu 3. Memiliki kesadaran diri yang kuat 4. Mampu melihat
peluang baru dan masa depan
3.
Prinsip coaching dikembangkan
dari tiga kata/frasa kunci pada definisi coaching, yaitu “kemitraan,
proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”.
4.
kompetensi inti coaching:
·
Kehadiran penuh/ presence
·
Mendengarkan Aktif
·
Mengajukan Pertanyaan Berbobo
5.
Acuan umum sebuah alur
percakapan
coaching yang akan membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching
menjadi efektif dan bermakna yaitu alur TIRTA
(Tujuan umum, Identifikasi, Rencana aksi, Tanggung jawab )
- Future ( Penerapan )
Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di
lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin rekan sejawat.
permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan
seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak sadar akan
kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya.
Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi
permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa
dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach
yang baik bagi muridnya dan orang lain.
Komentar
Posting Komentar